Kujejakkan Kakiku di Sana

Hembusan angin terasa sangat kencang. Rambutku bergoyang-goyang mengikuti irama arah angin. Di dek Kapal itu kutatap sebuah pulau di depanku. Pulau Sumatera. Hari itu 25 Juni 2008, untuk pertama kalinya aku merantau ke seberang. Mengejar mimpi, meraih prestasi. Angin pantai semakin berhembus kencang. Menghempas semangat yang kusimpan erat-erat di dalam hatiku. Sedikit demi sedikit terhempas dan terbuang. Namun kupungut dan kusatukan lagi. Karena ini adalah hidupku yang tidak mungkin kulalui tanpa semangat untuk hidup.

Laju kapal semakin lambat dan akhirnya merapat. Kini kusudah berada di sana, di tempat yang baru. Kutarik nafas dalam-dalam. Kurasakan segarnya udara sumatera. Kunikmati keindahan pemandangan di sana. Nikmat sekali rasanya. Nikmat tapi masih belum lengkap. Seperti ada yang hilang dari diriku. Nikmat tapi terasa ada yang kosong. Hatiku masih tertinggal di Jawa. Tak kuasa untuk kubawa ke sumatera.

Sudah hampir dua tahun aku di Sumatera. Berkali-kali kulalui merak-bakauheni. Setiap kali kumelangkahkan kaki di Sumatera, kurasakan pula rasa itu. Hatiku masih tertinggal di Jawa. Ingin kusatukan hati dan ragaku tapi selalu saja gagal. Hingga akhirnya kubulatkan tekad, suatu saat aku akan kembali ke jawa. Menyatukan hati dan ragaku. Di tanah kelahiranku.

Jawa.