Janganlah Menunggu Hebat Untuk Memulai Sesuatu, Tp Mulailah Sesuatu Untuk Menjadi Hebat

Thursday 26 May 2011

Sudahkah Kita Bersyukur

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An Nahl:18].

Ibnus Samak masuk menemui Khalifah Harun Ar Rasyid memberikan nasihat, sampai Sang Khalifah menangis.
Kemudian Ibnus Samak meminta segelas air dan mengatakan: “Wahai, Amirul Mukminin. Seandainya engkau dihalangi dari (meminum) minuman ini (padahal engkau kehausan), kecuali dengan (membayar) dunia dan seisinya, apakah engkau akan menebus segelas air itu dengannya?”
Khalifah menjawab: “Ya”.
Ibnus Samak pun mengatakan: “Minumlah dengan puas, semoga Allah memberkahi Anda”.
Ketika Khalifah telah minum, Ibnus Samak berkata kepadanya: “Wahai, Amirul Mukminin. Beritahukan kepadaku, seandainya engkau dihalangi mengeluarkan minuman ini dari (diri)mu, kecuali dengan (membayar) dunia dan seisinya, apakah engkau akan menebusnya?”
Khalifah menjawab: “Ya”.
Ibnus Samak mengatakan: “Lalu apakah yang akan engkau lakukan dengan sesuatu (yakni dunia seisinya) yang seteguk air lebih baik darinya?”

Ini menunjukkan bahwa kenikmatan Allah yang berupa minum air pada saat kehausan lebih besar daripada memiliki dunia seisinya. Kemudian kemudahan di dalam mengeluarkan dengan buang air termasuk kenikmatan yang terbesar! Ini juga menunjukkan besarnya nikmat kesehatan. [Mukhtashar Minhajul Qashidin, hlm. 366, Imam Ibnu Qudamah, ta’liq dan takhrij Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi].

Kita melihat kenyataan manusia yang rela mengeluarkan biaya yang besar untuk berobat, ini bukti nyata mahalnya kesehatan yang merupakan kenikmatan dari Allah Ta’ala. Akan tetapi kebanyakan manusia lalai dari kenikmatan kesehatan ini, dia akan ingat jika kesehatan hilang darinya.

Diriwayatkan bahwa seseorang mengadukan kemiskinannya dan menampakkan kesusahannya kepada seorang ‘alim. Maka orang ‘alim itu berkata: “Apakah engkau senang menjadi buta dengan mendapatkan 10 ribu dirham?”
Dia menjawab: “Tidak”.
Orang ‘alim itu berkata lagi: “Apakah engkau senang menjadi bisu dengan mendapatkan 10 ribu dirham?”
Dia menjawab: “Tidak”.
Orang ‘alim itu berkata lagi: “Apakah engkau senang menjadi orang yang tidak punya kedua tangan dan kedua kaki dengan mendapatkan 20 ribu dirham?”
Dia menjawab: “Tidak”.
Orang ‘alim itu berkata lagi: “Apakah engkau senang menjadi orang gila dengan mendapatkan 10 ribu dirham?”
Dia menjawab: “Tidak”.
Orang ‘alim itu berkata: “Apakah engkau tidak malu mengadukan Tuanmu (Allah Azza wa Jalla) sedangkan Dia memiliki harta 50 ribu dinar padamu?” [Lihat Mukhtashar Minhajul Qashidin, hlm. 366].

No comments:

Post a Comment

Pesan Formulir Komentar